“Padahal, kalau anak-anak bisa sekolah dekat rumah, mereka cukup bersepeda atau jalan kaki. Tidak perlu menggunakan kendaraan yang dapat menghasilkan emisi gas buang menuju sekolah,” jelas Nofel Saleh Hilabi.
Bahkan, Nofel Saleh Hilabi berencana mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Kota Bekasi dan Kota Depok agar bekerja sama dengan pelaku industri. Sehingga, peserta pelatihan bisa mendapatkan kurikulum dan fasilitas latihan sesuai kebutuhan pasar kerja.
Di lain sisi, Nofel Saleh Hilabi akan menyediakan insentif bagi para pelaku industri yang merekrut talenta lokal radius 5 kilometer dari lokasi usaha. Sebab, tak sedikit lulusan sarjana di kedua daerah tersebut yang sulit mendapatkan pekerja dan lagi-lagi harus ke Jakarta.
“Kita harus berpikir jangka panjang dan holistik. Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan cara yang sama dengan yang menciptakannya. Kita harus berinovasi dan berkolaborasi,” jelas Nofel Saleh Hilabi.
Dalam dunia kesehatan, Nofel Saleh Hilabi ingin peserta BPJS Kesehatan maupun bukan mendapatkan pelayanan yang sama. Mengingat, kerap kali rumah sakit mengkotak-kotakan pasian berdasarkan jaminan kesehatan.
“Saya tidak ingin ada perbedaan kualitas fasilitas perawatan dan obat antara orang berduit dan tidak berduit,” tegasnya.
Dan, salah satunya yang akan diperjuangkan yakni kesejahteraan para wartawan, karena menurutnya pemerintah tidak pernah peduli sama sekali.
“Keberadaan wartawan sangat dibutuhkan di sebuah negara sebagai pilar keempat demokrasi. Kalau dibutuhkan wartawan dipanggil, setelah tidak dibutuhkan tak ada yang peduli lagi,” ujar Nofel yang merasa miris.
Nofel pun bertekad, jika terpilih menjadi anggota DPR RI akan memperjuangkan kesejahteraan wartawan.
“Wartawan yang telah lulus uji kompetensi wajib mendapat penghargaan dan tunjangan kompetensi dari Pemerintah . Tidak ada korelasinya tunjangan itu dengan indepedensi wartawan. Itu alasan klasik,” jelasnya.
Lanjut mantan pemain sinetron ini, dirinya akan mendesak Dewan Pers atau PWI Pusat agar tidak hanya mengatur kode etik profesi saja, tapi juga memperjuangkan kesejahteraan wartawan.
“Semua profesi mendapat tunjangan kompetensi. Dan, tentu wartawan yang sudah lulus Uji Kompetensi Digital (UKW) jika mendapat tunjangan akan lebih bergairah menghasilkan karya-karya produk pers yang berkualitas dan profesional. Perlu juga karya jurnalistik itu mendapat royalty, seperti musisi,” pungkas Noel. (rel)